Jakarta,Nusantaraharian.com – Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mengumumkan pencairan dana sebesar Rp 200 triliun kepada lima bank yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).
Kelima bank tersebut adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Mandiri, Bank Syariah Indonesia (BSI), dan Bank Tabungan Negara (BTN).
“Ini sudah diputuskan dan siang ini sudah disalurkan. Jadi saya pastikan dana yang Rp 200 triliun akan masuk ke sistem perbankan hari ini,” ujar Menkeu Purbaya di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta.
Keputusan ini merupakan langkah strategis pemerintah untuk meningkatkan likuiditas di sektor perbankan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Awalnya, Purbaya menyebutkan enam bank Himbara yang akan menerima dana ini, namun pada akhirnya Bank Syariah Nasional (BSN) tidak termasuk dalam daftar penerima.
Menanggapi alokasi dana yang lebih kecil untuk BSI, yaitu sebesar Rp 10 triliun, Purbaya menjelaskan bahwa hal ini disesuaikan dengan ukuran bank yang belum terlalu besar. Namun, ia menekankan pentingnya peran BSI dalam menjangkau wilayah Aceh.
“Dan kenapa BSI ikut? Karena dia satu-satunya bank yang punya akses ke Aceh, supaya dananya juga bisa dimanfaatkan di Aceh sana,” tambahnya.
Dana sebesar Rp 200 triliun ini berasal dari Saldo Anggaran Lebih (SAL) pemerintah yang tersimpan di Bank Indonesia (BI). Saat ini, total SAL milik negara di BI mencapai Rp 440 triliun, dimana hampir separuhnya dialokasikan kepada bank Himbara.
“Daripada nongkrong aja. Tapi nanti kalau kurang kita bisa tambah lagi. Kan uang kita tambah terus kan, ada pajak segala macam, masuk lagi ke sistem,” ungkap Purbaya.
Pemerintah memberikan keleluasaan kepada masing-masing bank dalam pemanfaatan dana tersebut, dengan catatan dana segar ini tidak digunakan untuk pembelian Surat Berharga Negara (SBN) maupun Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). “Suka-suka bank. Yang penting kan kita likuiditas masuk ke sistem,” pungkas Purbaya.
Langkah ini diharapkan dapat memperkuat sektor perbankan nasional dan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan.(NH01)