Jakarta,Nusantaraharian.com – Upaya memperjuangkan pengakuan negara terhadap tokoh pergerakan asal Maluku, A.M. Sangadji, kembali mencuat.
Ikatan Pemuda Pelajar Mandalise Indonesia (IPPMI) bertemu dengan anggota DPR RI asal Maluku, Saadiah Uluputty, di ruang kerjanya di Kompleks Parlemen Senayan, Kamis (13/11/2025).
Pertemuan ini menjadi wadah diskusi terbuka mengenai langkah-langkah advokasi baru untuk mempercepat pengusulan gelar Pahlawan Nasional bagi A.M. Sangadji oleh pemerintah pusat.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh 12 perwakilan IPPMI yang dipimpin oleh ketuanya, Hawa Sangadji. Mereka menyampaikan kekecewaan atas lambatnya respons pemerintah terhadap usulan tersebut.
Menurut mereka, seluruh persyaratan administratif dan kajian historis telah dipenuhi, namun hingga saat ini A.M. Sangadji belum diakui sebagai pahlawan nasional. Menanggapi hal ini, Saadiah Uluputty menyatakan bahwa keputusan tersebut merupakan hak prerogatif Presiden.
Namun, ia menekankan pentingnya dorongan kuat dari kekuatan politik dan pemerintah daerah agar aspirasi ini didengar dan menjadi tekanan yang signifikan dari Maluku.
“Keputusan itu memang hak prerogatif Presiden, tapi harus didorong baik oleh kekuatan politik maupun pemerintah daerah agar didengar dan menjadi pressure kuat dari Maluku,” ujar Saadiah dalam pertemuan tersebut.
Saadiah juga menambahkan bahwa meskipun momentum pemberian gelar pahlawan tahun ini telah berlalu, masih ada peluang untuk menyusun strategi bersama dengan semua pihak terkait agar usulan ini dapat disetujui oleh Presiden.
Ia menekankan pentingnya kerja kolaboratif lintas partai politik agar perjuangan ini tidak terhenti di meja birokrasi. Dalam suasana diskusi yang konstruktif, Saadiah langsung menghubungi dua rekannya di Senayan, Alimuddin Kolatlena dari Fraksi Gerindra dan Mercy Barends dari Fraksi PDI Perjuangan. Keduanya memberikan respons positif dan menyatakan komitmen untuk berjuang bersama.
“Sebenarnya ada dua anggota DPR yang bermitra yaitu komisi VIII dengan kementrian sosial dan komisi X dengan kementrian Kebudayaan. Tadi kita sudah dengar sikap mereka saat ibu telpon mereka dan mereka siap untuk sama sama menyuarakan ini, Serta sudah menyampaikan ke pak AlimudinKolatlena untuk menjadi marasumber di kegiatan dialog publuk nanti.” tutur Saadiah kepada Perwakilan IPPMI yang hadir.
Selain dorongan politik, Saadiah juga menekankan pentingnya strategi komunikasi publik yang lebih efektif.
Ia menyarankan agar tim pengusul dan organisasi pemuda memanfaatkan berbagai kanal media, termasuk media sosial dan media massa nasional, untuk memperkenalkan kembali kiprah A.M. Sangadji sebagai pejuang kemerdekaan.
“Kita harus membuat publik dan pemerintah terus mengingat sosok Sangadji. Suara publik bisa jadi tekanan moral bagi negara untuk mengakui jasanya,” tambahnya.
Saadiah juga mengusulkan terobosan melalui jalur akademik dan kebudayaan, dengan melibatkan ahli sejarah nasional dalam diskusi ilmiah tentang peran A.M. Sangadji dalam pergerakan kemerdekaan.
Ia juga mendorong pemerintah daerah untuk memberikan penghargaan lokal sebagai bentuk pengakuan awal, yang dapat menjadi pijakan moral sebelum pemerintah pusat menetapkannya sebagai pahlawan nasional. Perwakilan IPPMI, Hawa Sangadji, menyampaikan rasa syukur atas kesempatan bertemu langsung dengan Saadiah Uluputty untuk membahas isu penting ini.
“Kami sangat berterima kasih kepada Ibu Saadiah yang sudah mau menerima undangan kami dari pihak keluarga untuk mendiskusikan permasalahan ini. Kami yakin, dengan dukungan Ibu Saadiah dan Anggota DPR RI lainnya, tahun depan gelar pahlawan kepada A.M Sangadji bisa terealisasi,” pungkasnya.(NH02)












