Jakarta, 22 Agustus 2025 – Bank Indonesia (BI) menegaskan bahwa stabilitas sistem keuangan nasional masih terjaga meski perekonomian global diwarnai ketidakpastian. Inflasi yang terkendali, cadangan devisa yang cukup, serta likuiditas perbankan yang sehat menjadi penopang utama daya tahan sektor finansial Indonesia.
Gubernur BI, dalam konferensi pers bulanan, menyebutkan bahwa tekanan dari melemahnya nilai tukar rupiah dan kenaikan suku bunga global masih dalam batas aman. “Fundamental ekonomi Indonesia cukup kuat. Kami melihat perbankan tetap solid dengan rasio kecukupan modal (CAR) di atas 20 persen dan NPL (kredit bermasalah) terjaga rendah,” ujarnya.
Dari sisi masyarakat, BI juga mencatat peningkatan penggunaan layanan keuangan digital. Transaksi uang elektronik dan QRIS terus tumbuh signifikan, didorong oleh meningkatnya adopsi pembayaran non-tunai di sektor UMKM.
Pengamat finansial menilai, langkah BI menjaga keseimbangan antara stabilitas dan pertumbuhan melalui kebijakan moneter yang hati-hati menjadi kunci menghadapi ketidakpastian global. “Kondisi ini menunjukkan sektor finansial Indonesia relatif tahan banting, meskipun tetap harus waspada terhadap potensi gejolak eksternal,” kata seorang ekonom senior.
Pemerintah bersama BI berkomitmen memperkuat koordinasi kebijakan untuk menjaga stabilitas harga, nilai tukar, serta memastikan pembiayaan ke sektor produktif terus mengalir.
Dengan pondasi yang kuat, Indonesia diharapkan mampu menghadapi tantangan finansial global sekaligus menjaga momentum pemulihan ekonomi nasional.